Hidup Tenang Tanpa Fake Friend

Penulis : ADILLA RISKI

Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung

Seperti yang kita ketahui bahwa kita sebagai makhluk sosial tidaklah bisa hidup sendiri-sendiri. sebagai makhluk sosial kita  tentunya sangat membutuhkan peranan manusia lain dalam hidup kita, entah itu sebagai pasangan, teman bahkan sahabat. Jikalau dipikir-pikir, memiliki seorang sahabat yang setia sangatlah menyenangkan, bisa berbagi cerita senang maupun sedih,bisa saling mensupport satu sama lain,bisa melakukan banyak hal bersama dan kegiatan seru lainnya. Eitsss tapi jangan senang dulu, tidak semua ekspektasi itu sesuai dengan realita. Disaat kamu berfikir memiliki seorang sahabat yang setia akan tetapi belum tentu bukan kalau ternyata dia benar-benar setia, bisa jadi dia adalah fake friend.

Fake friend?? Iya fake friend, seseorang yang terlihat baik saat didepan temannya, namun mencela saat tak bersama alias muka dua, terlihat nyata padahal palsu. Hanya ada disaat kita senang lalu menghilang disaat kita sedang susah. Mau didengar tapi tidak mau mendengarkan. Suka mengadu domba. Fake banget alias palsu!!! Munafik!!

Memiliki seorang teman yang fake friend sangatlah merugikan, terutama untuk kesehatan kita. Secara tidak sadar nantinya kita akan mulai merasa lelah baik secara fisik maupun mental. Akan timbul rasa stres dan juga rasa cemas ketika kita bersama si fake friend. Kita akan merasa lebih mudah sakit atau mengalami nyeri pada tubuh dikarenakan stres secara berlebih.  Terlebih lagi kita akan memiliki rasa trauma yang mengakibatkan kita sulit untuk percaya lagi kepada orang-orang sekitar.

Hidup ini terlalu singkat jika kita hanya menghabiskan waktu untuk orang yang tidak tulus mencintai kita dan tidak suka ketika melihat kita bahagia. Kita harus pandai-pandai dalam memilih teman juga harus pandai menyikapi orang tersebut, lihat dari sifat,tingkah laku dan lain sebagainya. Jangan sampai salah dalam memilih teman. Jangan sampai hidup kita hancur hanya karena seorang fake friend, jangan sampai hidup kalian yang semulanya aman damai menjadi berantakan. Menjauh, jika perlu blokir semua media sosial yang berhubungan dengan si fake friend. Pilih teman yang memang benar teman.  Semoga kita semua terhindar dari si fake friend.

Tulisan dari ADILLA RISKI (Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung) tidak mewakili pandangan dari redaksi Detakbabel.com

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *