RSPI Sulianti Saroso Isolasi Enam Suspect Virus Corona

Jakarta – Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta Utara mengisolasi enam pasien suspect virus corona (Covid-19), hasil rujukan dari rumah sakit lain.

Suspect corona adalah istilah medis yang menyatakan seorang pasien diduga mengidap corona, tapi belum bisa dipastikan positif atau negatif. Sebelumnya, RSPI telah mengisolasi dua orang yakni ibu dan anak asal Depok, Jawa barat, yang dinyatakan positif virus corona.

“Tadi malam ada pasien baru masuk 4 orang, pagi ini 2 orang, jadi sekarang 6, semuanya rujukan dari rumah sakit,” kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, Selasa (3/3) di RSPI Sulianti Saroso.

Syahril menyebut dari 4 orang yang masuk ruang isolasi pada Senin (2/3) malam, 3 orang diketahui pernah melakukan kontak dengan pasien positif virus corona yang sedang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso, dan satu orang lagi pernah bepergian dari negara yang terjangkit.

“Sekarang pasien dalam isolasi dan sudah diperiksa laboratorium, dia masuk dengan batuk, demam dan juga ada sakit tenggorokan,” ucap dia.

Pantauan CNNIndonesia.com, Selasa (3/3) pagi, ada dua ambulans yang membawa dua orang pasien merapat ke Ruang Isolasi RSPI Sulianti Saroso.

Ambulans pertama datang dari Rumah Sakit Pusat Pertamina. Ambulans tiba sekitar pukul 09.00 WIB dengan membawa satu orang pasien. Petugas yang memakai Alat Pelindung Diri (APD) langsung membawa pasien ke ruang isolasi.

Ambulans kedua yang berasal dari Rumah Sakit EMC Sentul, tiba sekitar pukul 10.04 WIB. Petugas yang juga dilengkapi dengan APD langsung membawa satu orang pasien ke ruang isolasi.

Total ada delapan pasien terkait virus corona di RSPI Sulianto Saroso. Dari jumlah itu dua di antaranya sudah dinyatakan positif corona. Keduanya adalah warga Depok, Jawa Barat, yang diduga tertular corona dari warga negara Jepang.

Dinkes Tunggu Hasil Lab

Sementara itu seorang pasien berinisial D (50) yang diduga terjangkit virus corona (Covid-19) di Cianjur, Jawa Barat, meninggal dunia. Namun pihak Dinas Kesehatan setempat masih menunggu hasil laboratorium dari Litbangkes untuk memastikan penyebab kematian pasien.

Berdasarkan informasi yang didapat CNNIndonesia.com, pasien D tersebut meninggal dunia pada Selasa (3/3) sekitar pukul 04.00 WIB.

Kepala Dinkes Jabar Berli Hamdani saat dikonfirmasi membenarkan kabar tersebut. Menurut Berli, Dinkes berkoordinasi dengan RSDH terkait penanganan pasien tersebut.

“Untuk sementara belum bisa menyampaikan informasi. Kami masih melakukan semua langkah dan mempelajari situasi yang terjadi,” kata Berli melalui pesan singkat.

Berli menambahkan, hingga saat ini pihak rumah sakit belum bisa memastikan apakah pasien tersebut memang meninggal karena virus corona atau tidak. Namun pihak rumah sakit sudah mengambil sampel darah untuk uji laboratorium di Balitbangkes Kementerian Kesehatan terhadap pasien terduga corona tersebut.

“Sampel sudah diambil. Tapi belum ada hasil,” ucapnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pasien tersebut diketahui tengah berkunjung ke rumah saudaranya. Pasien tersebut juga sempat akan dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Pihak RSDH dan Dinkes Cianjur sempat melakukan penanganan medis agar pasien membaik.

Akan tetapi, kondisi pasien terus mengalami penurunan hingga akhirnya meninggal.

Terpisah, Pelaksana Tugas Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan berdasarkan informasi tim medis, pasien pulang dari Malaysia pada 14-17 Februari 2020 dalam keadaan sehat.

Namun pada 20 Februari, pasien mengalami demam dan batuk-batuk. Kemudian dia dirawat di RS Mitra Keluarga Bekasi pada 22-26 Februari.

“Tapi yang bersangkutan belum sembuh 100 persen, tanggal 26 beliau pulang,” kata dia.

Menurut keterangan Herman, pasien tersebut ke rumah saudaranya di Cianjur sekaligus mencari pengobatan alternatif. Akan tetapi, pada Minggu 1 Maret 2020, kondisi pasien makin menurun, serta merasakan sesak nafas.

“Akhirnya yang bersangkutan dirawat di RSDH, untuk mendapatkan penanganan medis,” ujarnya. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait