Baru Pulang dari China-Singapura, 2 Pasien RSHS Dicurigai Virus Corona

Bandung – Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mengisolasi dua pasien dicurigai mengalami gejala virus corona. Kedua pasien punya riwayat mengunjungi negara terdeteksi wabah virus corona.

Pasien WN China HG (35) merupakan rujukan dari RS Cahya Kawaluyaan yang datang pada Minggu (26/1) dan HA (24) warga Dago, dirujuk dari RS Borromeus pada Rabu (22/1). Keduanya masih diobservasi tim dokter.

Ketua Tim Penanganan Inspeksi Khusus RSHS Bandung Yovita Hartantri mengatakan keduanya punya riwayat berkunjung ke luar negeri. Sehingga, pihaknya mengisolasi keduanya untuk observasi lebih lanjut.

“Jadi pasien HG ini baru kembali liburan dari China, Xinhua sekitar 1.300 kilometer jaraknya dari Wuhan. Xinhua juga ada dua pasien positif virus corona. Sementara HA baru pulang dari Singapura pada 22 Januari lalu,” kata Yovita kepada wartawan di RSHS Bandung, Kota Bandung, Senin (27/1/2020).

Ia menuturkan HG mengeluhkan panas badan, nyeri tenggorokan hingga sakit kepala ketika dibawa ke RS Cahya Kawaluyaan. Hasil observasi RSHS Bandung, pasien didiagnosa mengalami infeksi saluran pernafasan atas akut.

“Ketika datang ke RSHS Bandung, demamnya sudah normal, meski sehari sebelumnya panas 37,7 celcius. Tapi karena punya riwayat dari China, kita isolasi untuk observasi lebih lanjut,” ungkap dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk pasien HA baru pulang dari berobat ke Singapura karena penyakit epilepsi. Pasien mengeluhkan batuk dan demam sepulang dari Singapura.

“Pasien punya riwayat penyakit epilepsi, nah baru pulang kontrol dari Singapura. Dia mengeluhkan demam dan batuk. Pasien ketika dirujuk ke RSHS tak sadarkan diri karena kejang-kejang sebelumnya,” tutur dia.

“Hasil foto paru-paru juga mengalami perburukan saluran pernafasan. Pasien kami tangani dengan alat bantu pernafasan. Kami diagnogas mengalami infeksi saluran pernafasan bawah akut,” katanya menambahkan.

Yovita mengatakan sudah mengirimkan sampel kedua pasien ke Litbangkes Kemenkes RI. “Kami juga akan mengirimkan sampel dahak (tenggorokan dan hidung) ke Litbangkes untuk mengetahui positif atau tidaknya,” ujar Yovita.

RSU Soetomo Isolasi Pasien WN China

RSU dr Soetomo Surabaya mengisolasi seorang WNA asal China terkait Virus Corona. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan, meskipun status pasien dinyatakan tidak ada indikasi suspect virus tersebut.

“Belum memenuhi persangkaan untuk suspect. Tapi untuk kewaspadaan, untuk prevensi beliau kita masukan ke ruang isolasi khusus,” kata Direktur Utama RSU, dr Joni Wahyuhadi kepada wartawan, Senin (27/1/2020).

“Tujuannya adalah close observation dan pemeriksaan lanjutan nanti bisa ke arah suspect atau tidak,” imbuhnya.

Joni membenarkan bahwa pasien tersebut sebelumnya dari China dan ke Surabaya pada tanggal 5 Januari. Namun setelah seminggu kemudian ia mengalami batuk dan pilek. Atas inisiatif pasien, kemudian memeriksakan dan berobat sendiri ke rumah sakit.

“Pasien ini jalan sendiri setelah dari China kira-kira tanggal 5 kembali ke Surabaya itu beliau ndak ada masalah. Kira-kira seminggu tanggal 26 dia berobat batuk pilek, berobat ke dr Soetomo sendirian sebagai bentuk kehati-hatiannya karena dari sana,” terang Joni.

Sementara itu ketua tim pemeriksaan sekaligus dokter spesialis paru dr Darsono menjelaskan, selama di ruang isolasi, pasien akan menjalani sejumlah pemeriksaan. Salah satunya adalah pemeriksaan swap untuk mengetahui lebih lanjut ada atau tidaknya suspect virus corona.

“Salah satunya kita lakukan pemeriksaan swap yang kita lakukan hari ini, untuk mendeteksi corona virus itu. Sementara pasien mendapat terapi standar seperti biasanya,” ujar dr Darsono.

“Kalau pemeriksaan swap-nya itu paling cepat 3 hari. Kita punya tropical disease dari Unair itu punya kapasitas bisa mendeteksi itu. Dan itu cepat. Dan ini sedang kita atur kita tetap lakukan pemeriksaan,” tambahnya.

Sebelumnya, RSU dr Soetomo Surabaya menyampaikan, WN China yang tengah dirawat hanya menderita flu biasa. Bukan terjangkit Virus Corona. Pernyataan tersebut disampaikan Humas RSU dr Soetomo, Pesta Parulian. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait