Pasien Corona: Berhenti Sebar Berita Melenceng Tentang Kami

Jakarta – Salah satu warga Depok, Jawa Barat, NT, merasa nama baiknya menjadi buruk karena kabar dia dan ibunya positif virus corona. Dia merasa, informasi yang berkembang dan beredar tentang dia dan ibunya tidak benar.

Kepada CNNIndonesia.com, Selasa (3/3), NT mengatakan saat ini mentalnya jatuh meski secara fisik dia baik-baik saja.

“Physically fine, but mentally drained with all the rumors (Secara fisik baik-baik saja, tapi secara mental lelah karena berbagai rumor). Enggak terima gue, kita dijelek-jelekin gini,” ujar NT dalam percakapan via Facebook. Dia menyetujui percakapan ini untuk dipublikasikan.

NT menuturkan, selama bertahun-tahun dia sudah berjuang di bidang kesenian untuk mengharumkan nama bangsa. Bahkan ibundanya juga seorang tokoh budaya yang sering mendapatkan penghargaan atas nama Indonesia.

“Saya dan ibu saya adalah penari profesional, bertahun tahun mengharumkan nama Indonesia di mancanegara dengan kegiatan tari dan budaya. Ibu adalah tokoh/budayawan yang berjuang untuk kesenian dan kebudayaan Indonesia dan kami melakukan itu semua karena kami cinta Indonesia, bukan untuk diolok-olok di saat kami sedang menjadi korban virus,” ucapnya.

“Ibu juga tokoh budaya. Tokoh tari terkenal banget di Indonesia. 2018 kemarin dapat Chevalier dans l’ordre des Arts et Lettres dari Pemerintah Prancis. Sekarang nama kami seperti ini,” ujarnya.

Lebih jauh NT juga mengklarifikasi seorang WN Jepang yang disebut berkunjung ke rumahnya. NT dan ibunya disebut juga tertular dari WN Jepang.

NT menyatakan tidak pernah mengenal WN Jepang tersebut. Dia juga menyebut WN Jepang itu sama sekali tak pernah bertamu ke kediamannya.

“I don’t know who this Japanese person is (Saya tidak kenal siapa orang dari Jepang ini). Saya garis-bawahi, orang Jepang ini perempuan, bukan laki laki. Juga tidak pernah ke rumah kami seperti yang diberitakan,” kata NT.

Lebih lanjut NT menceritakan runutan kejadian awal hingga akhirnya diisolasi di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Dia mengatakan, pada 16 Februari, dia batuk dan demam. Semenjak itu dia memutuskan tidak keluar rumah.

“Hari Kamis lalu, karena masih sakit saya ke RS Mitra Keluarga Depok dan diinfokan bahwa saya bronchopneumonia dan ibu saya tifus. Kami saat itu masih tidak ada pikiran apapun meskipun dirawat,” kata NT.

Kemudian hari Jumat, 27 Februari lalu dia mendapat telepon dari kawannya di Malaysia. Temannya mengatakan bahwa perempuan Jepang yang sempat ke Amigos, Kemang pada 14 Februari dan ke Paloma Lounge and Bar, Menteng pada 15 Februari, positif virus corona per-26 Februari dan dirawat di Malaysia.

NT sendiri pada 15 Februari itu menjadi pembawa acara di Paloma Lounge and Bar.

“Demi keamanan dan kesehatan nasional, saya info ke dokter agar saya diperiksa karena itu saya diisolasi dari hari Minggu. Saya bahkan sampai sekarang tidak tahu dan tidak kenal perempuan Jepang ini siapa,” kata NT.

“Saya hanya sempat berada di ruangan yang sama dengan perempuan Jepang ini tanpa mengenal dia siapa,” tambahnya.

Lebih jauh NT menuturkan, dia sudah memberikan nomor kontak keluarga dan teman-teman terdekat. Mereka sudah dihubungi oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan diambil sampelnya untuk memastikan virus tidak tersebar.

NT menambahkan, dia merasa berada di tempat dan waktu yang salah. Karena itu dia meminta semua pihak untuk tidak menyebarkan foto-foto dia dan ibunya maupun informasi tidak benar ke media sosial.

“Tolong jaga privasi saya dan keluarga saya, berhenti menyebarkan foto foto kami dan berita melenceng tentang kami,” kata dia. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait