Jangan Biarkan Ancaman Jadi Bencana, Tiga Poin Penting Program Katana

Bangka Tengah, Detakbabelnews.com
Tingginya potensi ancaman dan jumlah masyarakat yang terpapar risiko bencana menyebabkan perlunya meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat secara terus menerus sehingga masyarakat di seluruh Indonesia dapat mengetahui bagaimana harus merespon dalam menghadapi situasi kedaruratan bencana.

Diselaraskan dengan hari kesiapsiaagan setiap 26 April. Evakuasi mandiri di tingkat keluarga dilakukan siang dan malam hari. Karena bencana sering terjadi pada siang dan malam hari.

Save the children mengulas mengenai Google untuk Komunitas di mana disampaikan temuaan scooping di Kabupaten Bandung Barat, Bandung dan Tasikmalaya terkait dengan kesiapsiagaan bencana gempa dan tsunami yang berfokus pada anak dan kelompok rentan. 

Rekomendasi dari projek ini adalah peningkatan koordinasi; pemanfaatan seluruh media dan platfrom e-learning untuk belajar dan meningkatkan kapasitas dan partisipasi. Di Save the Children ada e-learning terkait Education in Emergency; keterjangkauan kelompok rentan dengan media yang aksesibel.

Menurut, Penasehat museum gempa Prof. Sarwidi bahwa jangan membiarkan ancaman menjadi bencana. Penggunaan pedoman struktur aman gempa dalam membangun bangunan juga sangat penting. Pembangunan rumah tahan gempa yang di Indonesia ada Risha, Barrataga, Simutaga dan Barralaga. Bangunan bisa dibuat tahan gempa. Setelah itu dilakukan pengendalian dalam penerapannya.

Karenanya, Keluarga memiliki peran penting dalam pengurangan risiko bencana karena keluarga adalah struktur masyarakat terkecil pertama yang memberikan sosialisasi kepada setiap anggotanya.

” Keluarga dapat memberikan sosialisasi pendidikan bencana sejak dini terutama kepada anak-anak dan remaja,” katanya, saat kegiatan Keluarga Tangguh Bencana rangkaian Peringatan Bencana PRB 2019, di Santika Hotel, Jumat ( 11/10/19 ).

Adapun, Tiga poin penting yang menjadi usulan program Keluarga Tangguh Bencana (Katana), yaitu:
1. Katana dapat menjadi sokoguru ketangguhan komunitas dan keluarga terhadap risiko bencana
2. Katana menggunakan informasi berbasis teknologi untuk memperkuat upaya-upaya ketahanan keluarga dan lingkungan dan ujungnya pada ketahanan bangsa
3. Katana harus melibatkan kelompok rentan, anak-anak, ibu hamil, lansia dan perempuan, harus dimulai dari keluarga untuk ketangguhan dalam menghadapi bencana. ( red ).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *