Muhadjir: Tidak Perlu Pakai Masker, Kecuali Punya Duit Banyak

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan banyak berita hoaks yang beredar soal virus corona menyebabkan masyarakat menjadi tak rasional. Salah satunya berakibat pada minimnya pasokan masker dan harga melonjak tinggi.

“Berita hoaks atau setengah hoaks hingga menimbulkan suasana chaos, suasana panik, dan membikin masyarakat kita berpikir tidak rasional seperti ramai-ramai memborong masker,” ujar Muhadjir saat memberikan keterangan di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2).

Kepanikan masyarakat itu, menurut Muhadjir, yang dimanfaatkan sejumlah pihak untuk menaikkan harga masker menjadi tidak wajar. Padahal sesuai anjuran Menteri Kesehatan, kata dia, masker hanya digunakan bagi mereka yang sakit dan orang yang berisiko karena pekerjaan di bidang kesehatan.

“Jadi kalau tidak itu ya tidak perlu pakai masker. Kecuali punya duit banyak untuk beli masker karena ini sangat berbahaya untuk kepentingan kita, dalam konteks ekonomi jangan sampai ada pihak-pihak yang memanfaatkan peluang dalam keadaan seperti ini,” katanya.

Sementara itu Menkes Terawan Agus Putranto menegaskan, sesuai aturan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) penggunaan masker hanya berlaku bagi yang sakit dan siapa pun yang bekerja di tempat risiko tinggi seperti rumah sakit dengan penyakit tinggi.

Bahkan, menurutnya, petugas kesehatan tak perlu menggunakan masker saat berada di ICU jika bukan menangani penyakit menular.

Muhadjir: Tidak Perlu Pakai Masker, Kecuali Punya Duit BanyakPermintaan pada masker meningkat seiring dengan merebaknya virus corona. (CNN Indonesia/Daniela Dinda)

“Sama saja mereka hanya cuci tangan. Jadi hanya di tempat-tempat yang berisiko pakai masker, kalau yang tidak berisiko, masyarakat sehat, tidak perlu pakai masker,” terangnya.

Terkait pihak-pihak yang menaikkan harga masker sangat tinggi, Terawan menyatakan pemerintah tak bisa bertindak apapun. Ia hanya mengingatkan agar masyarakat tak mudah percaya hoaks dan tetap mematuhi anjuran penggunaan masker dengan baik.

“Ya seperti itu pasar akan bermain, kita cegah pakai apapun, pakai peraturan apapun tetap tidak bisa karena pasar akan bermain,” ucap Terawan.

Mantan Kepala RSPAD Gatot Soebroto ini mengklaim telah mengecek langsung ke pabrik pembuatan masker. Ia memastikan ketersediaan masker-masker itu masih cukup untuk masyarakat. Pabrik masker itu, kata dia, umumnya menyetok langsung ke rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya.

“Sudah saya cek, rumah sakit juga punya persediaan. Saya pikir untuk apa juga kalau tidak untuk yang sakit atau yang bekerja di tempat berisiko,” ujarnya. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait