Dana Formula E Jakarta 2 Kali Lipat dari Hongkong, PDIP Protes

Jakarta – Rencana anggaran untuk penyelenggaraan Formula E pada Juni mendatang kembali dikritik anggota DPRD DKI Jakarta. Anggota Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak mengkritik karena anggaran di DKI dua kali lipat dari anggaran Formula E di Hongkong.

“Besarnya anggaran pelaksanaan racing ini di Hongkong adalah HK$250-HK$300 juta, atau setara dengan Rp540 miliar dengan kurs saat ini dan mengalami defisit,” kata Gilbert kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/2).

Rencana anggaran penyelenggaraan Formula E di Jakarta lebih besar dua kali lipat, yaitu Rp1,16 triliun. Gilbert mengkritisi hal itu. Dia heran mengapa biayanya lebih besar di Jakarta ketimbang di Hongkong.

“Hal yang menjadi pertanyaan besar adalah apa dasar biaya penyelenggaraan di Jakarta membengkak 2 kali lipat biaya di luar negeri? Sementara bahan untuk membangun ada di Indonesia seperti semen, batu dan lain-lain,” tambahnya.

Gilbert juga bertanya-tanya soal target keuntungan yang diperoleh dari Formula E. Pemprov DKI Jakarta, lanjutnya, ingin menaikkan jumlah turis dari rencana pelaksanaan balapan itu.

Akan tetapi, pihak yang paling banyak diberikan anggaran Formula E adalah Jakarta Propertindo, BUMD yang bidang infrastruktur. Jakpro mengajukan anggaran Rp934 M untuk persiapan infrastruktur penunjang balapan Formula E.

“Karena dana paling besar dipegang oleh Jakarta Propertindo yang bisnis utamanya infrastruktur, padahal target adalah menaikkan jumlah turis atau Dinas Pariwisata ke Jakarta dan Indonesia,” tutur Gilbert.

Gilbert kemudian menyinggung pelaksanaan Formula E di beberapa negara. Misalnya di Montreal, Kanada pada 2016-2017. Kala itu, Gilbert menyebut penyelenggara justru merugi.

Kemudian di Moskow, Russia, Gilbert mengatakan pelaksanaan balap Formula E dibatalkan karena dianggap menimbulkan kemacetan. Menurutnya, itu semua bisa dijadikan rujukan oleh Pemprov DKI Jakarta.

“Jakarta sebagai salah satu kota termacet di dunia juga akan mengalami dampak kemacetan luar biasa selama 2 hari,” beber dia.

Gilbert menyarankan agar Formula E dilaksanakan di sirkuit yang sudah ada. Dia yakin itu bisa menghemat anggaran pembuatan sirkuit baru sehingga bisa menekan pengeluaran.

“Sebaiknya dengan waktu yang sisa beberapa bulan sebelum 6 Juni, juga melihat anggaran yang terlalu besar dan potensi dampak kemacetan maka sebaiknya dilakukan di sirkuit yang sudah ada seperti Sentul,” beber dia.

Gilbert juga mengingatkan soal perawatan sirkuit Formula E jika benar-benar akan dihelat di Jakarta. Gilbert mengatakan Pemprov DKI Jakarta bakal membutuhkan dana besar untuk merawatnya.

“Bagaimana rencana pengelolaan sirkuit track setelah kegiatan ini selesai juga tidak ditemukan,” tutup dia. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait