Desa Tangguh Bencana Metode Pendekatan Budaya Sosial Penanggulangan Bencana

Detakbabelnews, Pangkalpinang
Asisten I Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung H.Yulizar menghadiri sekaligus membuka Rapat Koordinasi ( Rakor ) Pembentukan Desa Tangguh Bencana ( DESTANA ) diruang pertemuan Tanjung Pesona, Kantor Gubernur Babel (12/09/2018).

Dalam kesempatan tersebut Yulizar menyampaikan dalam pembukaannya bahwa Provinsi Babel adalah Provinsi yang terkategori rendah dalam bencana, akan tetapi kita harus tetap siaga dalam menghadapi kejadian yang dapat secara tiba-tiba serta bersiap untuk menanggulangi  apabila sewaktu-waktu terjadinya bencana.

” Walau program DESTANA sudah dibuka dan dilaksanakan oleh BNPB sudah dari 2013 silam dan tahun ini adalah Provinsi Babel akan menyusul dan semua pihak harus ikut serta dalam upaya sumbangsih dalam satu rencana,” terangnya dihadapan para peserta Rakor.

Kemudian Yulizar sampaikan untuk mensinergikan keterlibatan beberapa pihak terkait dan elemen masyarakat dalam pembentukan Destana, maka kami turut juga mengundang forum pengurangan bencana agar program Destana ini akan berjalan dan hasil dari kegiatan akan dirumuskan serta kembali dilaporkan kepada Gubernur Babel.

Sementara itu, Dirjen BNPB Pangarso dalam paparannya menyampaikan  terhitung dari Januari sampai Desember 2017 tahun kemarin sudah terjadi 377 kali bencana dan total meninggal 3.49 juta jiwa dan saat ini kita sudah masuk tergolong menjadi laboratorium bencana dan baru baru ini di Lombok dengan ratusan jiwa meninggal.

“Dalam UU 24/2007 adalah memberikan perlindungan, menyelaraskan, menjamin, menghargai, membangun, mendorong semangat, dan menciptakan serta pemulihan inilah DESTAN dimana ini sebagai aturan juga dalam menyikapi bencana mulai dari pra sampai juga pasca bencana,” paparnya.

Menghadapi dan penanggulangan bencana ini adalah pendekatan sosial budaya dan salah satu fungsi dari Destana ini adalah bisa membangkitkan semangat Gotong Royong dan kebiasaan hubungan sosial ditengah interaksi bermasyarakat.

” Bencana ada bencana yang tidak terduga dan bisa diduga misal yang diduga berupa siklus adalah meletusnya gunung merapi sedangkan gempa bumi itu sulit untuk diprediksi, karenanya  strategi dalam  menghadapi bencana adalah memahami jenis bencana yang paling sering pada daerah tersebut,” tutup Pangarso. ( Red ).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *