Warga Bali di Kapal Pesiar: Tolong Jemput Kami Pak Jokowi

Denpasar – Warga Kabupaten Klungkung, Bali bernama I Ketut Janu Artika (28) meminta tolong kepada pemerintahan Joko Widodo untuk segera menjemput dia dan puluhan WNI lainnya yang masih dikarantina di Kapal Pesiar Diamond Princess di Perairan Yokohama, Jepang. Janu ingin segera pulang agar terhindar dari paparan virus corona.

Janu ketika dikonfirmasi, Senin (24/2) mengatakan, saat ini ia dalam kondisi sehat. Mereka sudah melakukan tes dan dinyatakan tidak terjangkit.

“Keadaan kami sehat. Kami sudah lulus tes corona virus juga,” tulis Janu melalui pesan singkat.

Janu mengaku belum menerima kepastian terkait waktu pemulangan ke Indonesia. Padahal ia dan rekan-rekannya sudah sempat berkomunikasi dengan pemerintah agar segera bisa dijemput.

“Belum ada kepastian kapan bisa pulang,” katanya.

Selama berada di Yokohama, Janu memanfaatkan media sosial untuk mengabarkan diri kepada keluarganya di Desa Tangkas, Kabupaten Klungkung, Bali.

Janu bahkan bersama 9 WNI lainnya telah mempublikasikan video singkat di jejaring media sosial Facebook untuk mengutarakan permintaan tolong mereka kepada pemerintahan Jokowi.

Dalam video tersebut, mereka memegang kertas berisikan tulisan tentang keinginan mereka untuk pulang. Mereka juga meminta pemerintah jangan membiarkan WNI yang masih sehat di Kapal Diamond Princess, sampai terpapar Covid-19.

Mereka berharap pemerintah segera mengambil langkah cepat. Janu dan WNI lainnya mengaku ketakutan serasa dibunuh pelan-pelan karena lamanya dievakuasi.

Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali mengaku sampai saat ini belum juga mendapatkan daftar nama warga Bali yang dikarantina di Kapal Diamond Princess. Dengan ini, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan hanya bisa menunggu.

“Jadi sejauh ini pemerintah (pusat) tidak merilis nama. Kalau tidak diberikan, ya kami tunggu karena ini sudah negara yang menangani,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Ngurah Arda.

Dalam kapal pesiar yang berlabuh di Yokohama Jepang itu, Dari 78 nama terdapat daretan nama warga Bali. Namun belum terkonfirmasi jelas berapa jumlahnya dan darimana asalnya.

Ngurah Arda mengaku sudah berusaha menghubungi Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI ihwal masalah ini.

Ia mengonfirmasi terkait jumlah warga Bali yang ada di kapal pesiar tersebut. Terlebih nama-nama warga Bali yang dikarantina beredar luas tapi tak bisa dipastikan kebenarannya.

Namun ia tak kunjung mendapatkan jawabannya. Pihak Kemenlu menyatakan tidak merilis nama dan masalah ini akan ditangani negara.

“Bahkan kami balik ditanya, percaya tidak dengan nama-nama itu? Intinya jawaban yang kami dapat, ini sudah negara yang urus,” ujarnya.

Ngurah Arda mengatakan, pihaknya juga hingga kini belum mendapatkan laporan dari keluarga maupun agen dari nama-nama warga Bali yang berada di Kapal Diamond Princess.

Terpisah, Sekretaris Jendral Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI), I Dewa Nyoman Budiasa mengatakan, dilihat dari daftar yang beredar, setidaknya ada 20 nama Bali berada di kapal pesiar yang berlabuh di Yokohama, Jepang itu. “Kalau lihat dari list-nya ada kurang lebih 20 orang,” kata Dewa Budiasa. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait