Said Aqil: Gus Solah Banyak Jasa dalam Perjuangan NU

Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya Salahuddin Wahid alias Gus Solah.

Adik dari Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) wafat di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, MInggu (2/2) malam.

“Gus Solah Wahid Hasyim, seorang ulama, pemangku Pondok Pesantren Tebuireng, adik Gus Dur, cucu pendiri NU, yang telah banyak jasanya dalam memperjuangkan Nahdlatul Ulama dan mengembangkan Pesantren Tebuireng,” kata Said Aqil dalam pesan suara kepada wartawan, Minggu (2/2).

Sementara, Ketua Pengurus Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas mengatakan masyarakat Indonesia telah kehilangan sosok panutan. Robikin menyebut Gus Sholah adalah tokoh yang gigih memperjuangkan martabat kemanusiaan dan hak asasi manusia.

“Tokoh yang mempimpikan umat agar bersatu. Semoga kita dapat meneruskan perjuangan beliau,” kata Robikin kepada CNNIndonesia.com.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa M Nabil Haroen menyebut Gus Solah adalah sosok yang luar biasa dalam membesarkan Ponpes Tebuireng dan para santrinya.

Nabil mengatakan adik Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu juga merupakan sosok yang kritis dan selalu memberikan saran dan nasihat yang membangun.

“Tentunya kepergian Gus Solah ini kehilangan yang sangat besar, tidak hanya bagi Tebuireng, tidak hanya bagi Nahdlatul Ulama, tetapi juga bagi kita semua masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Anggota DPR dari Fraksi PDIP itu mengaku baru saja melayat ke RS Harapan Kita. Ia bersyukur mendapatkan kesempatan untuk menatap Gus Sholah terakhir kali, sebelum jenazah dimandikan.

Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia Masduki Baidlowi mengatakan almarhum Gus Solah merupakan tokoh Nahdlatul Ulama yang kiprahnya tidak sekadar di NU tetapi lebih dari ormas terbesar tersebut.

“Sebagai tokoh, beliau bukan saja tokoh NU dan agama saja tapi tokoh nasional,” kata Masduki seperti dilansir Antara.

Masduki yang juga Wasekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu, mengatakan dimensi ketokohan nasional Gus Solah mempunyai integritas dan standar moral yang tinggi.

Gus Solah, kata dia, memberi inspirasi meski tidak berkiprah di struktur organisasi NU. Tetapi berjuang untuk umat dan bangsa dengan caranya sendiri.

Dia mengaku mengenal Gus Solah sebagai seorang yang demokratis bahkan siap berbeda pendapat dengan abangnya, Gus Dur semasa keduanya masih hidup.

“Dia demokratis. Dimensi demokrasinya kuat. Dia bisa berbeda pendapat. Kita lihat saat Gus Dur hidup, beliau berbeda wacana soal keislaman, perjuangan umat,” kata dia.

Masduki mengatakan keteladanan Gus Sholah patut ditiru umat dan bangsa saat ini karena almarhum tidak pernah terkungkung dalam golongannya, yaitu NU.

Soal itu pun diakui Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Mu’ti mengatakan Gus Solah adalah ulama NU yang dekat dengan Muhammadiyah.

“Gus Solah adalah salah satu ulama dan tokoh NU yang sangat dekat dengan berbagai kalangan, khususnya dengan Muhammadiyah,” kata Mu’ti kepada wartawan di Jakarta, Minggu.

Mu’ti mengatakan Gus Solah beberapa kali mengisi dan menghadiri acara Muhammadiyah. Gus Solah, kata dia, sosok yang terbuka dan egaliter, dalam bergaul tidak membedakan usia dan kehangatannya dengan siapa saja.

“Usia beliau sangat jauh di atas saya, bahkan seusia dengan ayah saya. Walau demikian, sepertinya tidak ada jarak antara saya dengan Gus Solah,” kata dia.

Mu’ti mengatakan sering berdiskusi masalah umat dan bangsa. Bahkan, teramat dekat sehingga sering cerita luar dalam NU, sampai ke urusan yang tidak diketahui umum.

Rencananya jenazah Gus Sholah akan dimakamkan di Kompleks Ponpes Tebuireng, Jombang, Senin (3/2). Sebelum dibawa ke Jombang, jenazah Gus Sholah disemayamkan di rumah duka, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan.

Selanjutnya, pada pagi hari, Senin (3/2), sekitar pukul 09.00 WIB, jenazah baru akan diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Pusat. Pemakaman direncanakan pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait