Trump Beri Izin Operasi Pembunuhan Jenderal Iran 7 Bulan Lalu

Washington DC – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan telah memberikan izin pada militer AS untuk membunuh Komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, sejak tujuh bulan lalu. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Trump yang sebelumnya menyebut dia memerintahkan pembunuhan itu karena Soleimani memberikan ‘ancaman segera’.

Seperti dilaporkan NBC News dan dilansir Press TV, Selasa (14/1/2020), izin dari Trump diberikan sejak Juni 2019 atau sekitar tujuh bulan lalu. Informasi yang dilaporkan NBC News ini mengutip lima pejabat senior pemerintahan AS baik yang masih aktif maupun yang sudah mantan.

Dilaporkan NBC News bahwa izin itu diberikan Trump dengan syarat bahwa persetujuan akhir bagi operasi khusus untuk membunuh Soleimani ada di tangannya.

Menurut para pejabat senior AS yang tidak bisa disebut namanya itu, mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, mendorong Trump untuk menyetujui operasi pembunuhan Soleimani setelah Iran menembak jatuh sebuah drone militer AS pada Juni lalu. Saat itu Iran mengklaim drone itu melanggar wilayah udaranya.

Disebutkan para pejabat senior AS itu bahwa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga ingin Trump mengizinkan pembunuhan Soleimani atas insiden drone tersebut.

Namun Trump menolak opsi itu. Menurut seorang sumber yang mendapatkan penjelasan soal diskusi Trump dan jajaran pejabatnya, pesan Trump saat itu berbunyi: “Itu hanya akan menjadi opsi jika mereka menyerang warga Amerika.”

Laporan terbaru ini bertentangan dengan pernyataan pemerintah Trump yang secara terbuka menyatakan pembenaran untuk perintah serangan drone yang menewaskan Soleimani di Irak pada 3 Januari lalu. Para pejabat AS mengklaim Soleimani dibunuh karena merencanakan ‘serangan segera’ terhadap warga AS.

Para pejabat keamanan nasional dalam jajaran pemerintahan Trump telah memberi pernyataan saling kontradiktif satu sama lain, beberapa kali, soal alasan pembunuhan Soleimani. Klaim bahwa Soleimani merencanakan ‘serangan segera’ terhadap AS telah memicu kecurigaan dan skeptisisme meluas di AS.

Ditambahkan sumber pejabat senior AS bahwa gagasan untuk membunuh Soleimani juga muncul dalam diskusi tahun 2017, antara penasihat keamanan nasional Trump saat itu, HR McMaster, dengan jajaran penasihat senior lainnya.

Menurut seorang mantan pejabat senior pemerintahan AS yang terlibat dalam diskusi itu, rencana pembunuhan Soleimani merupakan bagian dari kampanye ‘tekanan maksimum’ Trump terhadap Iran dan ‘bukan sesuatu yang dianggap sebagai langkah pertama’.

Serangan drone militer AS menewaskan Soleimani dan Wakil Komandan milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, serta delapan orang lainnya pada 3 Januari lalu. Iran membalasnya dengan melancarkan serangan rudal terhadap dua markas pasukan AS di Irak. Serangan itu tidak memakan korban jiwa maupun korban luka. (mb/detik)

Pos terkait