Warga Tangisi Kerabat Terjebak di Wuhan, Minta Jokowi Evakuasi Mahasiswa

Jakarta – Tak banyak kata yang bisa terucap dari mulut Fachrur Rozi, kakak kandung Husniyah, seorang Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang kini tengah terisolasi di Wuhan, China. Husniyah bersama ratusan WNI lain saat ini masih di Wuhan yang kini terisolir akibat merebaknya virus corona (nCoV).

Mata Rozi berkaca-kaca, kala mengingat adiknya yang menempuh studi Central China Normal University (CCNU), Wuhan itu, tak kunjung mendapatkan kejelasan untuk pulang. Sementara beberapa negara lain sudah memulangkan warganya dari Wuhan.

Dengan terbata, Rozi pun meminta Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi pun bergerak dan bertindak cepat melakukan evakuasi adiknya dan mahasiswa asal Indonesia lainnya.

“Pak Jokowi, Bu Menteri tolong bertindak cepat, jemput adik kami yang ada di sana,” kata Rozi, di sela menghadiri pertemuan para orang tua mahasiswa dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Surabaya, Rabu (30/1) malam.

Pertemuan itu berlangsung memilukan. Isak tangis keluarga banyak yang pecah. Selain Rozi, Dirhan salah satunya. Dirhan merupakan ayah dari Diany Luciana Aisyah, mahasiswa Unesa lain di Wuhan.

Dirhan bercerita bahwa ia selalu intens berkomunikasi dengan putrinya. Di hadapan Khofifah dan puluhan orang tua lain, tangisnya pun akhirnya pecah.

“Saat video call, mereka mungkin ndak menangis seperti saya, tapi mereka mungkin menahan diri agar saya tegar di sini. Mungkin saya dianggap cengeng, tapi saya tidak peduli, karena ini yang saya rasakan,” kata Dirhan.

Intens Berkomunikasi

Menanggapi hal itu, Khofifah mengatakan, saat ini pihaknya tengah berusaha keras untuk mengevakuasi WNI yang terisolasi di Wuhan.

Khofifah mencatat, setidaknya ada 248 jiwa mahasiswa serta warga asal Jatim, yang berada di sana, dan sedang menunggu kejelasan perihal evakuasi. Para mahasiswa tersebut berasal dari pelbagai universitas yang ada di provinsi Hubei.

“Kami melakukan koordinasi kemudian ketemulah dengan (sebanyak) 248 nama student (asal Jawa Timur) yang sedang study di sana (Wuhan dan sekitarnya),” kata Khofifah.

Berbeda dengan Khififah, berdasarkan data Kemlu RI, terdapat 100 WNI di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei. Mereka terdiri dari 84 mahasiswa dan 16 tamu mahasiswa dari tempat lain. Secara keseluruhan ada 243 WNI di Hubei yang tersebar di tujuh titik.

Khofifah menambahkan, pihaknya melakukan pertemuan dengan para orang tua mahasiswa di Wuhan ini sekaligus untuk memastikan bahwa koordinasi terus dilakukan secara intens untuk kepastian evakuasi.

Dalam pertemuan tersebut, kemudian diketahui ada pula nama-nama sejumlah mahasiswa tambahan asal Sampang dan Pamekasan, Madura, yang turut menunggu dievakuasi.

“Ada tambahan nama-nama mahasiswa asal Sampang dan Pamekasan. Malam ini sudah kami dapatkan identitas lengkapnya,” katanya.

Mantan Menteri Sosial ini pun memastikan, ratusan warga Jatim di Wuhan dan sekitarnya terdiri dari mahasiswa S1, S2 serta S3. Selain mahasiswa ada pula seorang anak yang masih berusia lima tahun.

“Salah satunya terdata seorang anak berusia lima tahun. Tapi, saya kira itu adalah anak dari salah satu mahasiswa yang dibawa ke sana,” ujarnya.

Khofifah mengatakan, evakuasi seluruh warga Jatim tersebut merupakan kebutuhan yang mendesak. Ia mengaku masih terus berkomunikasi dengan Menlu Retno untuk memastikan evakuasi bisa dilakukan sesegera mungkin.

“Sekarang Bu Menlu sedang memfinalkan, bagaimana evakuasi itu bisa dilakukan sesegera mungkin,” katanya.

Jika evakuasi berhasil dilakukan, maka sesampainya warga Jatim tersebut di tanah air, Pemprov Jatim pun telah menyiapkan tiga rumah sakit sebagai lokasi transit dan isolasi. Ketiganya yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, RSUD dr Soedono Madiun dan RSUD dr Saiful Anwar Malang.

Kemenlu sebelumnya menyatakan masih menunggu proses izin evakuasi dari pemerintah China sebelum bisa memulangkan ratusan WNI yang terjebak di Wuhan karena penyebaran virus corona.

Pelaksana tugas juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah mengatakan pemerintah Indonesia terus berkomunikasi dengan China terkait rencana evakuasi ini.

“Kami masih terus mendiskusikan dan mengupayakan fasilitasi dari pihak Tiongkok,” kata Faizasyah saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Rabu (29/1).

Kemenlu RI memaparkan hingga saat ini tidak ada WNI di Wuhan dan China secara keseluruhan yang terjangkit wabah serupa virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) itu. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait