Terkait Virus Corona, Batam Masuk 19 Daerah dengan Pengawasan Ketat

Jakarta – Setelah terkonfirmasi virus corona menyebar antarmanusia, Kementerian Kesehatan mengambil langkah dengan menyiapkan semua daerah untuk menetapkan rumah sakit rujukan jika ditemukan suspect kasus penularan virus tersebut. Selain itu, ada beberapa daerah yang juga diperketat pengawasannya.

“Diperketat pengawasannya karena ada penerbangan langsung dari Tiongkok baik dari darat, laut, maupun udara,” tutur Direktur Survailans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, drg Vensya Sitohang, MEpid, saat dijumpai di Kantor Kemenkes RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2020).

Adapun daerah tersebut antara lain: Jakarta, Tangerang, Bandar Lampung, Padang, Tarakan, Balikpapan, Manokwari, Sampit, Bandung, Jambi, Tanjung Balai Karimun, Samarinda, Palembang, Tanjung Pinang, Denpasar, Surabaya, Batam, Bitung, Manado,

Di 19 daerah tersebut, selain menyiapkan fasilitas kesehatan, di pintu masuk negara juga telah disediakan 860 set alat pelindung diri, 12 ribu masker n95 dan 35 ribu Health Alert Card.

“Sekarang kita mengumpulkan semua informasi mengenai kondisi fasilitas kesehatan apakah membutuhkan tambahan fasilitas atau SDM. Bali termasuk RS Sanglah dan RS Tabanan kita sudah tunjuk untuk kejadian semacam ini,” jelas dr Asral Hasan MPH, Kasubdit Penunjang Yankes Rujukan Kemenkes.

Disebutkan pula bahwa untuk mengantisipasi kejadian pandemi virus corona, Kemenkes telah menyiagakan 100 rumah sakit rujukan untuk penyakit emerging di berbagai daerah. Semua rumah sakit tersebut juga telah memiliki sarana dan prasarana sesuai standar untuk menangani kasus serupa.

DKI Terapkan Kewaspadaan Dini

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau warganya untuk waspada terhadap wabah pneumonia berat akibat virus baru Novel Coronavirus (nCoV) yang berawal dari kota Wuhan, China. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dwi Oktovia menjelaskan bahwa wabah ini mulai merebak di luar negeri pada 31 Desember 2019 lalu dan menyebabkan kematian.

“Hingga 21 Januari 2020, telah ditemukan 224 kasus dengan 4 kasus kematian. Negara lain yg telah ditemukan kasus ini adalah Jepang 1 kasus, Korea Selatan 1 kasus, dan Thailand 2 kasus,” kata Dwi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/1).

Dwi menjelaskan bahwa penyakit ini dapat menular antarmanusia secara terbatas. Kemudian belum ada vaksin yang dapat mencegah penyakit ini. Hingga hari ini belum ditemukan kasus tersebut di Jakarta.

“Kendati sampai tanggal 22 Januari 2020 belum ditemukan penderita Pneumonia akibat virus baru Novel Coronavirus (nCoV) di DKI Jakarta, upaya kewaspadaan dini telah dilaksanakan oleh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,” ujar dia.

Adapun langkah yang dilakukan keduanya, ialah pertama mengaktifkan thermal scanner di pintu masuk negara, membuat surat edaran kewaspadaan terhadap pneumonia Novel Coronavirus kepada Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik untuk meningkatkan kewaspadaan, menyiapkan alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar.

“Kemudian meningkatkan kompetensi petugas kesehatan dan mengatur alur rujukan pasien terduga pneumonia akibat Novel Coronavirus serta memberikan edukasi kepada masyarakat terkait Novel Coronavirus melalui media elektronik dan media sosial,” lanjut dia.

Dwi menyarankan langkah yang dapat diambil untuk menghindari penularan penyakit ini ialah pertama, untuk masyarakat yang mengalami gejala demam, batuk, sesak nafas dan baru kembali dari negara terjangkit dalam 14 hari sebelum sakit, disarankan agar segera berobat ke Puskesmas atau RS terdekat.

“Kedua terapkan etika batuk dengan menutup mulut atau hidung saat bersin atau batuk dengan menggunakan tisu. Dan gunakan masker jika menderita sakit dengan gejala infeksi saluran napas seperti demam, batuk dan flu untuk segera berobat,” ungkap dia.

Dwi juga menyarankan agar masyarakat sering mencuci tangan terutama setelah batuk atau bersin, sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah menggunakan toilet, setelah merawat binatang.

“Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun serta bilas kurang lebih 20 detik. Jika tidak tersedia air, dapat menggunakan cairan pembersih tangan yang mengandung alkohol 70-80%,” tutup dia.

Suhu Tubuh 38 Derajat

Sementara di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, akan memeriksa penumpang dari penerbangan internasional yang memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius (C) ke atas. Hal ini untuk mengantisipasi menyebarnya wabah Virus Corona ke Indonesia.

Kepala Bidang Upaya Kesehatan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Denpasar Putu Alit Sudarma mengatakan pihaknya akan memeriksa penumpang yang kedapatan memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat C. Petugas kemudian memeriksanya di klinik bandara.

“Kalau ternyata hanya sakit biasa ya penumpang itu kami obati seperti biasa. Namun apabila mendeteksi bahwa penumpang itu menunjukkan gejala seperti penyakit yang sedang kami tangkal, maka akan langsung dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” kata dia, Kamis (23/1) dikutip dari Antara.

Pihaknya mengaku sudah memasang alat pemindai suhu tubuh atau thermal scanner di Terminal Kedatangan Internasional guna mendukung pemantauan wabah yang berasal dari China itu.

“Kami sudah bersiap melakukan pendeteksian penumpang untuk mengantisipasi virus yang berasal dari Kota Wuhan, China, ini sejak 4 Januari lalu, dan telah melakukan rapat koordinasi pencegahan dengan seluruh pemangku kebijakan bandara,” kata Putut.

Setiap penumpang yang tiba di Terminal Kedatangan Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, lanjutnya, akan melewati alat pemindai suhu tubuh.

“Gejala-gejala orang yang terduga terinfeksi virus ini salah satunya adalah demam tinggi. Itu yang dideteksi oleh alat ini,” kata Putu Alit Sudarma.

Ia mengatakan petugas KKP sudah dilengkapi dengan alat pelindung diri dari penyakit ini.

“Saat ini petugas kami juga telah menggunakan alat pelindung diri yang paling sederhana yaitu masker. Tapi, kalau virus ini penyebarannya terus meningkat, kami juga telah menyiapkan baju pelindung khusus untuk para petugas yang bertugas di lapangan,” ujar dia.

Senada, PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta sudah memasang alat pemindai suhu tubuh di terminal kedatangan internasionalnya.

“Kami sudah melakukan peningkatan pengawasan terhadap penumpang, khususnya yang tiba melalui pintu penerbangan internasional,” kata General Manager GM PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama.

Menurut dia, saat ini Bandara Internasional Adisutjipto melayani dua rute penerbangan internasional, yakni dari Kuala Lumpur dan Singapura.

“Seluruh penumpang yang datang akan diperiksa suhu tubuhnya. Di terminal kedatangan internasional telah tersedia alat body thermal scanner, apabila penumpang menunjukkan indikasi suhu tubuh tinggi akan kami karantina. Kalau berpotensi menularkan penyakit atau wabah menular akan kami rujuk ke RSUP Dr Sardjito,” katanya.

Ia mengatakan pihaknya melakukan kerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IV Yogyakarta. Sesuai prosedur, semua penerbangan internasional akan diperiksa oleh petugas KKP.

“Pemeriksaan juga berlaku untuk kru pesawat. Semua harus melalui pemeriksaan dulu di pintu kedatangan internasional,” katanya.

Pandu mengatakan prosedur tersebut juga berlaku untuk maskapai dengan diwajibkan untuk memberikan informasi soal penumpang sebelum tiba di bandara.

“Maskapai perlu menyerahkan dokumen General Declarator untuk menilai apakah terdapat penumpang sakit yang berpotensi menular,” katanya.

Sebelumnya, Minggu (5/1). Sejauh ini, 17 orang dilaporkan meninggal akibat virus ini. Sebanyak 500 kasus virus corona sudah tercatat di China, dengan sebagian besarnya, yakni 444 orang, berada di Hubei.

Gejala penyakit ini terutama adalah demam karena radang di jaringan paru-paru, batuk kering atau berdahak, dan kesulitan bernapas. (mb/detik/cnn indonesia)

Pos terkait