Jakarta – Pemerintah menyatakan semua dana penanganan kasus Virus Corona ditanggung oleh negara. Anggarannya pun diklaim ‘sangat mencukupi’ meski belum ada nominal yang diungkapkan.
“Di dalam UU Kebencanaan ini sudah jelas bunyinya bahwa di dalam kondisi ini semuanya ditanggung negara,” kata Juru Bicara pemerintah terkait penanganan Virus Corona atau Covid-19, Achmad Yurianto, di Kantornya, Jakarta, Rabu (4/3) malam.
Menurutnya, situasi saat ini sudah melampaui Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Beberapa waktu yang lalu Menteri sudah menyatakan siaga darurat pandemi. Jadi, ini mbah-nya KLB. Kalau KLB cuma satu tempat-satu tempat, ini seluruh dunia. Sehingga tidak disebutkan KLB,” tutur dia.
Dalam kondisi ini, lanjut Achmad, penanganannya pun menjadi terintegrasi dengan melibatkan semua institusi.
“Itu sebabnya kenapa kemudian BNPB turun, kenapa kemudian seluruh kapasitas yang dimiliki oleh negara dikerahkan. TNI, Polri, dan seterusnya di dalam sebuah sistem yang terintegrated dengan incident commander-nya adalah Menteri Kesehatan,” lanjutnya.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menyiapkan anggaran dana yang sangat cukup dalam upaya penanggulangan Covid-19 di Indonesia.
“Sangat cukup,” ujarnya, di Jakarta Selatan, Rabu (4/3).
Namun, ia enggan menyebut nominal anggarannya. “Uangnya sudah disiapin oleh Menteri Keuangan,” tambah Pramono.
“Presiden sudah menyampaikan, untuk ini anggaran harus tersedia untuk itu, anggaran tidak menjadi isu bagi Indonesia,” tegasnya.
Terpisah, Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, mengatakan sejak Januari hingga Rabu (4/3) tercatat 451 orang mendatangi pos pemantauan terkait Corona di RSPI.
“Terakhir dari data sebanyak 451 orang dan semuanya gratis ya tidak ada bayar. [Sejak] tanggal 2 Januari kalau tidak salah. Jadi begitu WHO mengumumkan global, kita langsung buka. Karena RS ini RS rujukan nasional tidak hanya melayani diisiolasi,” kata dia, Rabu (4/4).
Ia menjelaskan, selama ini, banyak orang yang mendatangi Pos Pemantauan di RSPI dan tidak memiliki keluhan apa-apa.
Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Rita Rogayah, mengatakan biaya perawatan suspect Corona yang dirawat di ruang isolasi akan ditanggung oleh negara. Namun, itu tak berlaku untuk pasien yang sehat dan tidak menunjukkan gejala namun melakukan cek kesehatan.
Sementara, Pemerintah Kota Depok berharap Pemprov Jawa Barat membantu menyediakan hand sanitizer di fasilitas publik, seperti stasiun dan terminal, untuk mencegah penyebaran Virus Corona lebih jauh.
“Kita lagi bersurat ke provinsi. Kalau misalnya dapat bantuan seperti itu, ya kita siapkan di tempat- tempat umum,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita, di Balai Kota Depok, Rabu (4/3).
Diketahui, hingga Rabu (4/3) pagi, RSPI Sulianti Saroso mengisolasi sembilan pasien terkait Virus Corona (Covid-19). Dua pasien, yang merupakan warga Depok, di antaranya telah dinyatakan positif Corona. Tujuh pasien lainnya dalam pengawasan.
11 WN Jepang di Bali Negatif Covid-19
Kemenkes juga menyatakan pemeriksaan 11 spesimen turis asal Jepang yang sempat singgah di Bali pada 15 Januari 2020 – 19 Januari 2020 negatif. Yurianto mengatakan, pemeriksaan dilakukan setelah pihaknya melakukan tracing atau penelusuran kontak.
Pemeriksaan spesimen sendiri dilakukan terhadap orang yang suspect corona. Suspect corona adalah istilah medis yang menyatakan seorang pasien diduga mengidap corona, tapi belum bisa dipastikan positif atau negatif.
“Sudah kita lakukan tracing, sudah selesai. Kita curigai 11 close contact di Bali dan sudah kita lakukan pengambilan spesimen dan dilakukan pemantauan ketat ke mereka. Alhamdulillah 11 negatif,” ujar Achmad saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Rabu (4/3).
Achmad mengungkapkan pihaknya juga telah menelusuri kontak dari dua warga negara Singapura suspect corona di Batam. Menurut dia, tidak ditemukan warga yang melakukan interaksi dari dekat dengan dua turis Singapura itu.
“Cluster Batam, sudah selesai. Ternyata tidak ada close contact yang kita curigai,” kata dia.
Sementara untuk seorang turis asal Jepang di Banjarmasin, Achmad mengklaim pihaknya tidak menemukan satu warga yang dicurigai terpapar virus corona.
“Cluster Banjarmasin juga sudah selesai. Tidak ada close contact. Kita cari close contact, ya, kalau ketemu biasa kan, tidak close contact tidak kita curigai,” ucap dia.
Lebih lanjut, Achmad menuturkan spesimen yang telah masuk dan diperiksa Balitbangkes sejumlah 168 spesimen. Dari jumlah itu, dua dinyatakan positif. Data tersebut per Selasa (3/3),
“Spesimen yang sudah masuk kemarin, saya belum mengecek yang sekarang ini, sudah masuk sebanyak informasi kiriman dari 48 Rumah Sakit di 23 Provinsi, 168 jumlahnya,” ucap Achmad.
“Kita sudah tahu ada 2 yang positif, yaitu kasus nomor 1 dan kasus 2. Kemudian ada 9 yang akan kita dalami, dan 157 yang sudah pasti negatif,” tambahnya.
Terpisah, empat warga di Sumatra Utara (Sumut) sempat harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik. Namun dipastikan dari keempat orang itu, tidak ada pasien yang suspect maupun positif Covid-19.
Keempatnya, masing-masing satu pasien dirujuk dari Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan, satu pasien dari RSU Murni Teguh, satu pasien dari klinik di Medan dan satu lagi dari RS di Padangsidimpuan.
“Pasien dari RSU Haji dan RSU Murni Teguh dirujuk kemarin, pasien dari Padangsidimpuan pada dini hari tadi, dan pasien dari klinik datang karena keinginan sendiri,” kata Koordinator Penanganan Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging (PINERE) RSUP Haji Adam Malik Medan, dr Ade Rahmaini SpP, Rabu (4/3).
Ade menjelaskan saat ini tiga pasien sudah dipulangkan. Namun satu pasien yang dirujuk dari RS Haji masih dilakukan pemantauan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumut. Sebab pasien tersebut memiliki riwayat kontak dengan warga asal Singapura.
“Dari hasil pemeriksaan gejala klinis maupun foto thorax yang sudah dilakukan, keempatnya dalam kondisi sehat (tidak suspect Covid-19). Adapun diagnosanya hanya infeksi saluran pernafasan saja,” paparnya. (mb/cnn indonesia)