Bangka Barat, Detakbabel.com Universitas Bangka Belitung (UBB) menggelar program pengabdian masyarakat bertajuk “ Mediasi sebagai Metode Penyelesaian Sengketa Agraria di Desa Buyan Kelumbi, Kabupaten Bangka Barat. ( 28 Oktober 2024 ).
Kegiatan ini diketuai oleh Sintong Arion Hutapea, S.H., M.H. dan merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat Tingkat Universitas (PMTU) UBB tahun 2024, yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara akademisi dan masyarakat melalui solusi konkret atas permasalahan yang dihadapi warga setempat.
Desa Buyan Kelumbi di Kabupaten Bangka Barat telah lama menghadapi sejumlah sengketa agraria yang menimbulkan ketegangan di masyarakat dan menghambat potensi pembangunan di daerah tersebut. Dengan adanya program ini, UBB berharap dapat memperkenalkan metode mediasi sebagai cara penyelesaian sengketa yang lebih damai dan efisien, sekaligus memberikan pemahaman baru kepada warga desa tentang cara-cara penyelesaian konflik yang mengedepankan dialog dan mufakat.
Program ini dipandu oleh sejumlah akademisi dan praktisi hukum terkemuka dari UBB, termasuk Toni, S.H., M.H. dan Dr. Sigit Nugroho, S.H., M.H.
Para pemateri ini membawa pengalaman dan keahlian mereka di bidang hukum dan mediasi untuk membantu masyarakat memahami proses mediasi sebagai alternatif penyelesaian konflik yang efektif. Toni, S.H., M.H menjelaskan tentang jenis-jenis dan bagaimana pembentukan seorang mediator yang diperlukan bagi perdesaan dan Dr. Sigit Nugroho, S.H., M.H menjelaskan tentang jenis dan kekuatan dari akta perdamaian. Dengan kehadiran para ahli ini, UBB menunjukkan komitmennya untuk menerapkan ilmu akademis ke dalam kehidupan nyata, guna mendukung penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat.
Salah satu tujuan utama program ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat mediasi sebagai metode penyelesaian sengketa, khususnya dalam konteks agraria yang sering kali melibatkan konflik kepentingan antara individu, keluarga, atau bahkan kelompok yang lebih besar. Proses mediasi diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada proses litigasi di pengadilan yang kerap memakan waktu dan biaya. Dengan mediasi, diharapkan setiap pihak yang bersengketa dapat mencapai kesepakatan secara damai dan sukarela, yang pada akhirnya akan mendukung terciptanya keharmonisan sosial di Desa Buyan Kelumbi.
Ketiga narasumber dalam program ini memiliki latar belakang yang kuat dalam bidang hukum, khususnya dalam teknik mediasi dan resolusi konflik. Toni, S.H., M.H., dan Dr. Sigit Nugroho, S.H., M.H., memberikan paparan yang komprehensif mengenai mekanisme mediasi serta keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat jika metode ini diterapkan dalam penyelesaian sengketa agraria. Para narasumber juga memberikan pelatihan langsung kepada para pemangku kepentingan di desa, termasuk tokoh masyarakat dan perwakilan desa, agar mereka dapat menjadi fasilitator dalam mediasi lokal di masa mendatang.
Program ini berhasil menciptakan kesadaran di kalangan masyarakat Desa Buyan Kelumbi tentang pentingnya penyelesaian sengketa yang tidak hanya efisien tetapi juga mengedepankan pendekatan kemanusiaan. Metode mediasi yang diajarkan diharapkan dapat menjadi model yang dapat diterapkan secara luas di desa-desa lain yang mengalami konflik serupa, sehingga potensi ketegangan sosial dapat diminimalisir. Selain itu, para peserta juga mendapatkan wawasan mengenai peran penting dialog dalam menjaga keharmonisan komunitas dan memajukan pembangunan desa.
Dengan adanya kegiatan ini, UBB berharap dapat membentuk komunitas yang lebih harmonis dan toleran terhadap perbedaan. Program ini juga menunjukkan bahwa institusi pendidikan tinggi memiliki peran vital dalam mengatasi permasalahan sosial di masyarakat dengan cara yang inovatif dan bermakna. ( Red/Rill ).
Briely Daffa Aufan