Terkait Ganja yang Disebut Bisa Obati Asma, BNN: Pendapat Ngawur

Jakarta – Badan Narkotika Nasional (BNN) menolak mentah asumsi yang menyatakan bila ganja atau kannabis dapat digunakan untuk sembuhkan penyakit asma. Deputi Pemberantasan BNN Arman Depari menilai asumsi atau pendapat tersebut ngawur dan tidak berdasar.

Menurut Arman, sampai saat ini belum ada satupun pembuktian dari penelitian medis yang menyatakan ganja dapat menyembuhkan penyakit tertentu, khususnya asma.

“Itu pendapat ngawur, tidak berdasar. Yang kami liat, sampai saat ini tidak ada pembuktian penelitian medis di negara mana pun yang menyatakan ganja bisa sembuhkan penyakit tertentu, khususnya asma. Tidak ada itu”, ungkap Arman di Semarang.

Selain tidak ada penelitian medis, kata dia, di hampir seluruh negara juga masih memasukkan ganja sebagai narkotika dari golongan 1 dalam Undang-Undang nasional, baik bentuk biji, daun, buah, jerami, hasil olahan maupun bagian tanaman lain.

Banyak negara, kata dia, melarang ganja dikonsumsi untuk tujuan apapun karena menimbulkan efek ketergantungan yang dapat merusak organ tubuh dan otak manusia.

“Ganja menimbulkan efek ketergantungan, yang akhirnya merusak organ tubuh dan otak”, kata Arman.

Arman menuding ada pihak yang ingin mengambil atau memanfaatkan keuntungan dengan menyebar isu atau berita agar ganja bisa dilegalisasi bahkan bila perlu dapat diekspor untuk menambah pendapatan negara.

“Sepertinya ada pihak yang mau “bermain” mengambil keuntungan dengan menyebar isu ganja bisa jadi obat sehingga segera dilegalisasi karena dapat diekspor menambah pendapat negara”, terang Arman.

Sebelumnya, elite PKS Rafli mengusulkan pemerintahan Jokowi untuk melegalkan tanaman ganja sebagai komoditas ekspor. Usul tersebut ia sampaikan kepada Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam rapat kerja, Kamis (30/1).

“Ganja entah itu untuk kebutuhan farmasi, untuk apa saja, jangan kaku kita, harus dinamis berpikirnya. Jadi, ganja ini di Aceh tumbuhnya itu mudah,” katanya.

Namun demikian, Ketua Fraksi PKS di DPR RI Jazuli Juwaini mengaku sudah menegur keras anggotanya mengusulkan tersebut.

Menurutnya, Rafli juga telah meminta maaf atas kesilapan pikiran dan pernyataan yang telah menimbulkan polemik serta kesalahpahaman di tengah masyarakat. Dia pun menegaskan bahwa Rafli telah menarik usulan tersebut.

“PKS menegur keras Rafly dan yang bersangkutan meminta maaf atas kesilapan pikiran dan pernyataan pribadinya itu sehingga menimbulkan polemik serta membuat salah paham di kalangan masyarakat. Beliau (juga) menarik usulan pribadinya itu,” kata Jazuli dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (31/1). (mb/cnn indonesia)

Pos terkait