Dalam acara yang dibuka Ketua Umum APPSI Longki Djanggola ini, Gubernur Erzaldi turut didampingi Asisiten Bidang Pemerintahan dan Kesra, Yulizar, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Babel, Yanuar, Kepala Pemerintahan Setda Babel, M. Haris, Kepala Dinas Pertanian Babel, Juaidi, dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Babel, Sunardi.
Wakil Presiden RI M. Yusuf Kalla, dalam arahannya, di Pembukaan Rakernas yang mengambil tema “Reformasi dan Kebijakan Strategi untuk Mendukung Pengembangan Produk Unggulan dan Kerjasama Antar Daerah” ini, mengingatkan bahwa posisi dan jabatan Gubernur merupakan wakil dari Pemeritah Pusat di daerah.
Di sisi lain, Gubernur juga memiliki kewenangan otonom sebagai kepala daerah. Dengan menjadi bagian Pemerintah Pusat di daerah, Gubernur bersama DPRD Provinsi memiliki hak dan kewenangan membuat keputusan penting untuk di daerahnya.
Wapres mengatakan, penerapan otonomi daerah telah berjalan 17 tahun, banyak yang telah dilakukan pemerintah pusat dan daerah untuk mensejahterakan masyarakat, mendekatkan dan melaksanakan pelayanan publik yang lebih baik.
Untuk menerapkan dan mendukung berbagai kebijakan itu, dikatakannya, dana yang didistribusikan ke daerah setiap tahun terus meningkat, baik melalui DAU, DAK maupun dana lainnya, bahkan tahun 2018 dana transfer dari pusat mencapai 800 triliun rupiah.
Kontribusi yang semakin besar itu, ditambahkannya, telah mampu meningkatkan pelayanan publik, walaupun belum cukup memuaskan.
Di bidang ekonomi khususnya dari angka pertumbuhan ekonomi di daerah, lanjut Wapres, juga telah mengalami peningkatan dan perubahan ke arah yang lebih baik. Bahkan telah banyak Pemda yang melakukan kerjasama antar daerah dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan.
Sementara itu, Gubernur Babel Erzaldi Rosman mengatakan, secara realistis, ekonomi daerah sudah cukup berkembang, walaupun jika dlihat dari data nasional kontribusi ekonomi daerah terhadap ekspor belum meningkat secara signifikan. Ini, katanya, tercermin dari jenis dan jumlah produk yang di ekspor dari masing-masing daerah.
Dilain sisi, lanjut dia, justru impor terus meningkat baik untuk kebutuhan pangan pokok maupun bahan baku kebutuhan industri.
Dari indikator pertumbuhan sejumlah sektoral, yang justru menyerap tenaga kerja, yaitu pertanian, manufaktur dan pertambangam masih tumbuh rendah, padahal keunggulan produk atau daya saing Indonesia justru berada pada sektor tersebut.
“Oleh karena itu, diperlukan strategi daerah dalam memperbaiki daya saing daerah melalui peningkatan dan perluasan produk-produk unggulan,” ujar Gubernur Erzaldi, disela-sela Rakernas APPSI.
Termasuk, katanya, produk komoditas ekspor harus sejalan dengan itu. “Kerjasama perdagangan antar daerah perlu terus digarap dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan maayarakat,” imbuhnya.
Rakernas APSSI ini, juga diikuti 21 Gubernur dan 13 Wakil Gubernur dari seluruh Indonesia.(* Hdy ).
Sumber: HumasPro Babel